Rumah Joglo
Rumah Joglo adalah salah satu bentuk arsitektur tradisional Indonesia yang berasal dari Jawa. Berikut adalah beberapa poin penting mengenai sejarah dan karakteristik rumah Joglo:
Sejarah Rumah Joglo
- Asal Usul: Rumah Joglo berasal dari budaya Jawa dan telah ada sejak abad ke-15. Rumah ini sering diasosiasikan dengan kehidupan masyarakat Jawa yang agraris dan memiliki sistem sosial yang terstruktur.
- Fungsi: Awalnya, rumah Joglo digunakan sebagai tempat tinggal bagi keluarga bangsawan atau para pemimpin masyarakat. Namun, seiring waktu, rumah ini juga menjadi populer di kalangan masyarakat umum.
- Simbol Status: Rumah Joglo sering kali menjadi simbol status sosial dan budaya. Desain dan ukuran rumah Joglo dapat mencerminkan kekayaan dan kedudukan pemiliknya dalam masyarakat.
Karakteristik Rumah Joglo
- Arsitektur: Rumah Joglo memiliki atap yang tinggi dan berbentuk limasan (berbentuk segitiga), yang memberikan kesan megah. Atap ini biasanya terbuat dari genteng atau ijuk.
- Ruang Terbuka: Rumah Joglo sering dilengkapi dengan ruang terbuka seperti pendapa (ruang tamu terbuka) yang berfungsi sebagai tempat berkumpul dan menerima tamu.
- Material: Umumnya, rumah Joglo dibangun dari bahan alami seperti kayu, bambu, dan batu, yang memberikan kesan harmonis dengan lingkungan sekitar.

Berikut ciri-ciri Rumah Adat Joglo yang harus kamu ketahui:
1. Pendopo (Ruang Jamu Tamu) : Jika mengunjungi Rumah Adat Joglo, kamu biasanya akan disambut di area pendopo rumah ini. Pendopo adalah area untuk menjamu para tamu yang datang ke rumah ini.
2. Pringgitan : Jika kamu adalah kerabat atau saudara dekat dengan pemilik rumah, maka kamu akan dijamu di pringgitan atau ruang tengah. Area pringgitan memiliki bentuk yang unik, yakni atapnya berbentuk limasan yang menarik.
3. Omah : Semakin masuk ke area dalam, kamu akan menemui ruang tempat berkumpul keluarga atau omah (omah ndalem atau omah njero). Bagian omah biasanya memiliki bentuk limasan dengan lantai yang meninggi.
4.Senthong : Selanjutnya ada senthong atau area ruang dalam seperti kamar, dapur, kamar mandi, dan ruang penyimpanan hasil tani. Senthong juga terbagi menjadi beberapa ruang, yakni senthong kamar kanan, kiwa (kamar kiri), dan kamar tengah.
5. Padepokan : Ruang yang satu ini termasuk suci dan sakral. Ya, pandepokan adalah ruang ibadah atau meditasi. Di mana, pemilik rumah biasanya melakukan ritual peribadatan dan menjadikannya sebagai tempat berlindung diri.
6. Saka: Terakhir, ada saka. Rumah Adat Joglo tidak akan terlepas dari adanya saka. Ya, saka adalah tiang-tiang yang menyangga bangunan rumah. Saka juga mewakili empat arah mata angin, yakni barat, utara, selatan, dan timur.
Simbol status sosial Sama seperti rumah adat di daerah lainnya, Joglo juga bisa dijadikan acuan untuk menakar status sosial seseorang.
Joglo sebagai rumah tradisional dikenal memiliki desain yang tidak sembarangan. Desain juga struktur ini kemudian mengerucut pada pembagian rumah Joglo itu sendiri, antara lain
- Rumah Joglo Pangrawit : memiliki ciri khas atap berbentuk kubah dengan lambang gantung. Pada setiap sudut Rumah Joglo Pangrawit, juga terdapat saka atau adanya tiang. Desain arsitektur Rumah Joglo Pangrawit sendiri kerap digunakan pada rumah-rumah modern sehingga rasanya tak asing lagi dengan bentuk rumah joglo ini.
- Rumah Joglo Jompongan : Joglo Jompongan memiliki karakteristik khusus dengan menggunakan dua pintu yang dapat digeser. Secara umum apabila terlihat pada denah berbentuk kubus. Ditambah atap jenis Jompongan memiliki ciri khas dengan bersusun dua dan berhias bumbungan atap memanjang kanan dan kiri.
- Rumah Joglo Limasan Lawakan : Bentuk rumah adat Joglo Limasan Lawakan, yaitu atapnya berbentuk limas dengan 2 tingkatan. Atap bawahnya berbentuk landai dan melebar sementara atap atasnya runcing tajam. Rumah Joglo Limasan Lawakan atapnya memiliki empat sisi
- Rumah Joglo Semar Tinandhu : Rumah Joglo Semar Tinandhu merupakan tipe rumah Joglo yang menggunakan dua buah pengerat dan dua buah Soko Guru di antara pengeretnya. Bentuk dari rumah Joglo Semar Tinandhu sering digunakan sebagai regol atau gapura.
- Rumah Joglo Mangkurat : Keunikan dari rumah ini adalah atapnya yang terdiri atas 3 tingkatan. Masing-masing kemiringan atap pun berbeda. Atap bagian tengah rumah ini memiliki ukuran lebih tinggi dari atap yang lain
- Rumah Joglo Sinom : Joglo Sinom memakai 36 tiang dan empat diantaranya bernama “Saka guru”. Dengan karakteristik atapnya serupa dengan Joglo Hageng. Luas jenis Joglo Sinom memiliki luas lebih kecil apabila dibandingkan dengan bangunan jenis lain
- Rumah Joglo Hageng : Joglo Hageng memiliki atap bersusun tiga dan setiap ujungnya terdapat listplank.
Atap utama dan kedua Joglo Hageng lebih pendek dibandingkan dengan jogo
lainnya. Joglo ini memiliki ciri atap tritisan keliling yang luas.